Artikel Terbaru

Senin, 28 November 2016

Kebiasaan Yang Dapat Mengurangi Keberkahan Rezeki

Hati-hati dengan kebiasaan kita sehari-hari. Beberapa kebiasaan di bawah ini bisa mengurangi keberkahan rezeki kita. Apa saja kebiasaan itu, ini dia :

1. Durhaka pada orang tua.  

Anak yang membawa rezeki bagi orangtuanya adalah anak saleh yang terus berbakti pada orangtuanya mulai sejak masih hidup sampai meninggalnya. Anak-anak yang dengan sengaja mendurhakai orangtuanya tidak disukai Allah dan disempitkan rezekinya. 

Mengapa berbakti pada ibu melipatgandakan rezeki ?
Kalaulah ada manusia yang boleh kita sujud padanya, maka manusia yang sangat pantas mendapatkan kemuliaan itu adalah ibu kita. Tapi sujud manusia hanyalah untuk Allah saja. Oleh karena itu, Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memuliakan ibunya dengan cara berbakti kepadanya. Banyak sekali ayat Al Quran dan juga hadits Rasulullah SAW yang menyuruh manusia berbuat baik dan berbakti pada orang tua.

"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan meyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu " (Q.S. Luqman : 4).

Tidak ada ruginya kita berbakti dan berhidmat kepada orang tua. Kalau kita tidak bisa atau tidak mampu membahagiakan mereka dengan limpahan materi, cukup berikan mereka kasih sayang yang memang menjadi hak mereka. Dan pada umumnya orangtua tidak mengharapkan materi dari anak-anaknya, karena perhatian dan aksih sayang lebih mereka harapkan ketimbang dicukupkan dengan materi tapi tidak mendapatkan perhatian.

Alasan pertama :
 
Karena kata-kata ibu itu mujarab, bisa menjadi rahmat atau kutukan,  tergantung sikap kita. Ibu yang pernah menjadi penyambung nyawa kita. Ibu di mana kita pernah hidup di dalam rahimnya yang suci. Ibu yang telah meneteskan kasih sayangnya melalui ASI yang terus mengalir dalam mulut kita yang membuat kita bertumbuh besar dan sukses.

Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa seperti menitipkan "firman suciNya" di mulut orang tua. Sehingga ketika orang tua dikecewakan atau mereka sakit hati dengan ulah anaknya, lalu dia mengatakan sesuatu yang buruk untuk anaknya itu, baik sengaja atau tidak sengaja maka kata-kata itu bisa bernilai "kutukan".  Dan kutukan orangtua apalagi kutukan seorang ibu, bisa sangat mujarab. Atas izin Allah bisa langsung terjadi sebuah keadaan seperti yang diinginkan oleh orangtua yang mengutuk. 

Masih ingatkah kisah Malin Kundang, yang dikutuk ibunya menjadi batu karena malu mengakui ibunya yang miskin di depan isterinya sendiri ? Kalau orangtua mengutuk anaknya tidak akan hidup bahagia, besar kemungkinan anaknya tidak akan bahagia selamanya, sampai kutukan itu "dicabut" oleh orangtua yang mengutuk. Bisa saja si anak hidup dalam kemewahan, rezekinya banyak dan berlimpah tapi hatinya tidak pernah merasa tenang.  

Doa ibu begitu dekat dan kutukan dari kemarahan  dan sakit hatinya juga begitu dekat. Tapi kalau ibu harus memilih, ketika dia disakiti, apakah akan berdoa untuk kebaikan anaknya atau mengutuk anaknya dengan segala kemurkaan? Maka biasanya ibu akan memilih yang pertama yaitu berdoa untuk kebaikan anaknya, meskiupun hatinya terluka akan perbuatan anaknya tapi ia tetap lapang dada.

Suatu hari seorang ibu menyiapkan makanan untuk menyambut tamu-tamu keluarga yang akan bersilaturrahim ke rumahnya. Ketika makanan sudah disiapkan, hanya menunggu beberapa saat lagi pada saat tamu akan hadir, tiba-tiba seorang anak lelakinya usia sekolah dasar masuk. Begitu melihat banyak makanan terhidang di atas meja, timbul naluri isengnya. Si anak menghambur-hamburkan pasir ke atas makanan itu. Melihat anaknya melakukan keonaran, bagaimanakah reaksi ibunya? Marah atau memukul kah dia? Ya, ibu itu memang marah besar, tapi dalam marahnya ia berkata " Pergi sana kamu ! Biar Allah menjadikan kamu Imam Masjidil Haram." Berpuluh tahun kemudian, setiap jemaah haji dan umrah dari seluruh pelosok dunia yang shalat di Masjidil Haram, akan mendengar suara anak kecil dalam cerita di atas. Itulah dia Dr. Syeikh Abudarrahman As Sudais, Imam Besar Masjidil Haram.

Sikap arogan kepada ibu adalah investasi buruk bagi masa depan seorang anak manusia. Cepat atau lambat ia akan menerima hasil dari sikap sombongnya. Kekayaan, kemenangan, kecantikan, kesehatan, popularitas, kesuksesan yang semuanya dilimpahkan Allah sebagai rezeki kita akan hilang begitu saja, hilang keberkahannya ketika seorang anak durhaka pada ibu kandungnya. Semua kemuliaan hidup bisa hilang tanpa bekas. Demikian pula sebaliknya ibu yang berbahagia karena bakti anak-anaknya akan memudahkan dan melipatgandakan rezeki mereka melalui doa yang tak putus.

Alasan Kedua :

Karena doa ibu makbul. Perasaan senang karena diperlakukan baik oleh anaknya akan "memancing" ibu mendoakan anaknya. Sebenarnya walau tidak dipancing dengan perbuatan baik sekalipun, ibu yang baik pasti akan sellau mendoakan anak-anaknya. Doa adalah senjata ampuh yang dimiliki oleh seorang ibu. Ketika dia mengangkat tangannya dengan gemetar, menundukkan kepalanya dengan takzim, hatinya bergetar dan suaranya lirih, memohon kebaikan, limpahan rezeki yang banyak untuk anak-anaknya kepada Allah, maka pintu-pintu langit akan dibuka seluas-luasnya untuk melesatkan doa sang Ibu sampai ke hadapan Allah. Barangkali juga malaikat yang suci berebut mencatat dan membawa doa sang ibu ke hadirat Allah. Apalagi doa yang keluar dari hati ibu yang bersih dan ikhlas itu makbul.

Betapa mustajabnya doa seorang ibu. Keridhaan ibu akan mengundang ridha Allah turun pada anak-anaknya. Jika Allah sudah ridha pada kita melalui perantaraan doa ibu, siapa yang akan menghalangiNya melipatgandakan rezeki kita ? Bukankah Dia yang Maha Kaya dan akan memberi rezeki pada sesiapa yang dikehendakiNya?

Begitu dahsyatnya doa seorang ibu, karena doanya cepat sekali dikabulkan Allah. Doa yang mampu membuat seorang anak menjadi batu, membuat seorang anak tidak bisa lepas nyawanya saat sakaratul maut meskipun dirinya ahli ibadah.

Anak durhaka di zaman modern ini tidak akan berubah menjadi batu seperti Malin Kundang, tetapi hati dan kepala merekalah yang menjadi batu. Hati mereka keras dan kepala mereka juga keras laksana batu. Hati yang membatu itu akan sulit sekali dimasuki hidayah (petunjuk Allah). Kepala batu juga sulit untuk berfikir jernih untuk membedakan mana yang benar, amna yang salah, mana yang baik mana yang buruk. Sehingga Malin Kundang masa kini jauh lebih berbahaya. Orang yang hatinya tertutup dari kebenaran akan mengalami kesulitan hidup, rezekinya jauh, macet, terhambat, terhalang, kalaupun jumlahnya banyak keberkahannya tidak ada, karena Allah tidak suka padanya, malaikat melaknatnya dan manusia membencinya. Mau lewat mana rezekinya masuk?

Alasan ketiga :

Restu ibu pendorong datangnya berkah Allah, Disamping doa, hal yang juga diharapkan seorang anak dari ibunya adalah restu. Restu ibu adalah pendorong datangnya berkah Allah. Restu lebih bersifat personal yang merupakan hak orangtua dan hubungannya hanya dengan anak-anaknya. Restu ibu pada setiap tindakan dan perbuatan kita akan memberi kejayaan dan kebahagiaan bagi hidup kita, Ingatkah saat akan menikah kita minta restu orang tua? Tentu saja agar perkawinan kita bahagia, langgeng dan berlimpah rezeki.

Kalau mau diumpamakan beda antara doa ibu dan restunya seperti saat kita hendak melakukan perjalanan keluar negeri, doa itu laksana pasport yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin keluar atau masuk di negara lain, sementara restu itu ibarat visa yang merupakan persetujuan negara yang akan kita masuki untuk masuk ke wilayah negaranya. Kita bisa memegang pasport agar bisa bepergian ke luar negeri tapi untuk masuk ke suatu negara harus ada visanya. Visa tidak bisa didapatkan kalau kita tidak punya pasport.

Perkawinan tanpa restu orangtua adalah awal malapetaka. Mengapa? Karena restu orang tua mengiringi doa-doa yang akan dipanjatkan untuk kebahagiaan rumah tangga kita. Kalau orang tua tidak memberi restu artinya hatinya tidak membolehkan, tidak mengizinkan kita untuk menikahi seorang perempuan atau lelaki. Hati ibu yang sakit dan perih akan menjadi penghalang lancarnya rezeki dalam kehidupan perkawinan kita.

2. Menyumpahi  dan mendoakan keburukan untuk orang lain. 

Tahukah anda bahwa semua menyumpahi seseorang dan mendoakan keburukan bagi orang lain bisa menghalagi rezeki kita. Karena prinsip semesta ini adalah kamu menuai apa yang kamu tanam. Jika kita menanam kebaikan maka kita akan memanen rezeki yang banyak. Tapi jika kita menanam keburukan maka kita akan menuai badai. Rezeki menjauh karena makan sumpahan orang.

Manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang lain mulai dari sejak janin dalam kandungan yang aman, dia butuh kasih sayang ibunya untuk membuat dia hidup, sampai setelah matinya dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya.

Selalu berbuat baik kepada sesama
Usahakanlah untuk berbuat baik kepada sesama setiap hari, minimal satu kebaikan. Bayangkan jika kita bisa berbuat baik setiap hari berapa banyak orang yang kita bahagiakan. Tahukah anda bahwa orang yang kita limpahi kebaikan akan mendoakan kita. Doa-doa yang datang dari hati yang ikhlas akan dikabulkan Allah.

Berbuat baik tidak butuh biaya besar dan bisa dilakukan semua orang yang memang mau melakukannya, seperti :
  • Menyapa orang lain, mengucapkan salam "Assalamu alaikum, ataupun selamat pagi/siang/malam pada non muslim 
  • Memberi senyuman pada setiap orang. Senyum yang tulus akan mencerahkan hari orang lain. Senyum itu sedekah bukan?
  • Sekadar menanyakan kabar, kesehatan orang lain sebagai tanda kepedulian. 
  • Sekedar membawa makanan kecil / oleh-oleh sepulang dari bepergian untuk orang lain. 
  • Sekedar membagi permen / snack untuk anak kecil yang akan melonjak kegirangan. 
  • Sekedar membantu membuka pintu bagi orang hamil, orang cacat, orang yang kesulitan membukanya karena membawa barang banyak.
Dan banyak sekedar lain yang tidak butuh biaya besar dan energi ekstra. Kebaikan yang kelihatannya kecil tapi akan sangat bermakna bagi orang lain. Orang baik akan memberi energi positif pada sekelilingnya, yang akan mempermudah hidupnya dan melancarkan rezekinya.

Hati-hati dengan sumpahan orang
Sebagai manusia kitapun punya banyak kelemahan. Ada beberapa orang yang dengan sengaja menyakiti hati orang lain. Seolah tidak ada masalah baginya jika dia membuat orang lain susah.

  • dengan sengaja mengambil yang bukan haknya lewat korupsi, kolusi, nepotisme, rampok, begal, mencuri, hipnotis dan sebagainya. 
  • dengan sengaja membohongi dan ingkar janji pada orang lain, seolah orang lain itu tidak penting. 
  • dengan sengaja menolak membayar utang 
  • dengan sengaja memukul, membunuh, memperkosa dan lari dari tanggung jawab hukum. 
  • dengan sengaja berkata kasar tanpa memperdulikan perasaan orang 
  • dengan sengaja mendurhakai, menyiksa bahkan membunuh orang tua
Dan banyak hal dengan sengaja lain yang kita lakukan. Sadarkah kita bahwa tindakan itu merugikan orang lain. Membuat orang lain menderita. Membuat orang lain teraniaya. Tahukah kita bahwa doa orang teraniaya dikabulkan Allah tanpa penghalang? 

Jika semua orang menyumpahi kita (yang namanya sumpah pasti konotasinya buruk kan?), mendoakan agar kita diberi balasan setimpal atas perbuatan buruk kita, siapakah yang bisa menangkisnya? 

Allah membenci perbuatan buruk yang menyakiti orang lain. Semua perbuatan buruk kita akan mendapat balasan segera di dunia atau ditunda di hari akhir nanti. Jika berdosa pada Allah kita cukup mohon ampun dan taubat untuk tidak berbuat lagi, tapi jika berdosa sama manusia atau orang lain maka selain mohon ampunan Allah kita harus minta maaf pada orang tersebut. Jika tidak, maka tidak akan berhenti dosa menghampiri kita sampai orang yang tersakiti itu memaafkan kita.

Rezeki menjauh jika makan sumpahan orang
 
Wajar jika sifat buruk membuat kita banyak disumpahi orang, membuat rezeki menjauh. Allah Sang pemberi Rezeki membenci perbuatan kita, orang-orang yang kita harap doanya malah mendoakan kesusahan buat kita. Sadarlah.. segera kembali ke jalan yang benar.


Jika berbuat salah, hentikan, segera mohon ampun dan mohon maaf pada korban perbuatan kita. Lakukan sesuatu untuk menebusnya. Jika kita menyakiti satu orang dan belum berani meminta maaf atau yang bersangkutan belum memaafkan, bahagiakanlah dua orang lain. Mudah-mudahan Allah berkenan menuntun kita selalu ke jalanNya.  Allah tidak akan melindungi siapapun yang menjadikan perbuatan buruk sebagai pakaiannya, sampai orang tersebut mohon ampun atas kesalahannya, sebagaimana Hadist ini :


"wahai hamba-hambaKu sesungguhnya Aku telah mengharamkan berbuat zalim atas diriKu, dan aku jadikan ia sesuatu yang diharamkan diantara kamu. Maka janganlah kamu saling menganiaya (H.R.abu Dzar al Gifari)
3. Memutuskan tali silaturahmi. 

Kita diperintahkan untuk menyambung tali silaturahmi dengan sesama. Kalau kita memutuskan tali silaturahmi berarti kita memutuskan rezeki kita. Tahukah anda bahwa rezeki kita juga bisa datang lewat manusia lain. Ibaratnya orang lain bisa menjadi jembatan rezeki kita. Kalau kita memutus jembatan rezeki pasti rezekinya juga terhambat atau berkurang bukan?

Gaji kecil, rezeki besar
Sering kita mendengar ungkapan bekerja untuk mencari rezeki yang halal, yang dikonotasikan dengan gaji / upah. Apakah sama antara gaji / upah dengan rezeki Allah? Bisakah seseorang bergaji kecil tapi memiliki rezeki yang besar?
 

Perbedaan gaji dan rezeki

Gaji / upah adalah suatu bentuk balas jasa, kompensasi atau penghargaan atas hasil kerja yang diberikan secara teratur dari pemberi kerja kepada karyawannya.


Rezeki adalah apa saja yang diperoleh manusia sebagai pemberian Allah SWT.  "Dan di langit ada (sebab-sebab) rezekimu, juga apa yang telah dijanjikan kepada kalian. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan" (Q.S.Az Zariyat : 22 - 23)


Jadi dari segi terminologi istilah gaji dan rezeki adalah dua hal yang berbeda. Jika gaji bentuknya hanya berupa uang atau barang dari pemberi kerja yang memiliki kekayaan terbatas, rezeki cakupannya lebih luas , bisa berupa kesehatan, kebahagiaan, anak yang saleh dan banyak dari Zat yang Maha Kaya.
 

Rezeki Allah tidak bisa dikalkulasi dengan hitungan matematika

Banyak pria muslim yang takut menikah meskipun sudah cukup umur dan memiliki penghasilan tetap, karena merasa belum mampu menanggung nafkah istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Allah akan melipatgandakan rezeki seseorang jika dia menikah. Tidak mungkin Allah memberi kita tanggungan tanpa mengikutkan rezekinya. "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin, kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka" (Q.S. Al An'am : 151).


Rezeki tidak dapat dikalkulasi dengan hitungan matematika. Jika seseorang bergaji 2 juta rupiah saat masih bujangan dan jumlah gaji itu tetap sama setelah menikah ditambah lagi dengan tanggungan 1 orang istri  dan 2 orang anak, apakah akan cukup? 

Menikah bukannya jatah rezeki bertambah harusnya berkurang bukan? Biasanya cukup membeli kebutuhan makan, pakaian hanya untuk 1 orang sementara sekarang harus membeli untuk jatah 4 orang. Ini adalah pikiran manusia yang serba terbatas.

Kenyataannya gaji 2 juta rupiah tersebut bisa juga dipakai hidup, cukup makan, bisa beli pakaian, bayar rumah, kendaraan, bayar sekolah, dipakai rekreasi bahkan masih bisa memberi saudara serta masih ada sisanya untuk ditabung. Padahal waktu masih bujangan sering merasa kekurangan bahkan sampai utang. Maha Besar Allah ! Allah Maha Tahu kondisi ciptaanNya dan Dia Maha Tahu kebutuhan kita dan akan memberi melalui berbagai cara yang tidak kita sadari.


Coba anda hitung jumlah gaji dan kebutuhan harian kadang-kadang kita suka bingung mengapa selalu cukup?

Perhatikan beberapa hal berikut ini :

  • Kadang-kadang saat kita butuh uang ada tambahan, bonus dari kantor / perusahaan, 
  • Lapar tapi lagi bokek tiba-tiba ditraktir teman yang lagi ulang tahun, 
  • Tanggal tua dan belum gajian tiba-tiba diberi makanan oleh tetangga yang selesai hajatan, 
  • Anak-anak mau beli cemilan tapi isi dompet terbatas tiba-tiba dapat oleh-oleh cemilan dari teman yang baru bepergian, 
  • Baju anak-anak sudah kekecilan atau sudah usang tapi belum mampu beli yang baru tiba-tiba dapat lungsuran baju dari saudara yang anaknya sudah besar, 
  • Belanja bulanan tiba-tiba dapat kupon diskon di toko, 
  • Ikut program menabung di Bank dan menang undian berhadiah. 
  • Anak sakit dan bebas biaya rumah sakit karena kebetulan di cover asuransi yang diikuti, atau kenal dengan dokter yang merawat.
Hal di atas sering terjadi dalam kehidupan, tapi tidak pernah kita perhatikan. Kita hanya menganggap itu hal yang biasa. Padahal itulah cara Allah mencukupkan rezeki kita dan keluarga.

Yakinlah, rezeki itu mutlak diberikan oleh Allah

Allah SWT tidak menciptakan makhluk tanpa diikutkan rezekinya. Allah SWT telah menjamin rezeki manusia dan berkali-kali menyampaikan bahwa Dialah yang akan memberikanmu rezeki, jangan takut dan jangan ragu.


" Dan tidak ada satu hewan melatapun di muka bumi ini, kecuali rezekinya telah ditetapkan oleh Allah dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S.Huud : 6)

Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa "rezeki di tangan Allah" dan dia membagikan sesuai kebutuhan mahluknya. Karena Dia Pencipta maka dia pasti lebih tahu kebutuhan ciptaanNya. Rezeki untuk seekor gajah pasti berbeda dengan rezeki untuk seekor semut.

Rezeki jumlahnya tidak terbatas, apa saja pemberian Allah baik berupa materi (termasuk gaji) atau non materi semua disebut rezeki, Rezeki diberikan secara mutlak oleh Allah kepada siapapun, tapi bukan berarti menyampingkan usaha manusia. Pemikiran "rezeki di tangan Allah" adalah masalah keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Agar rezeki yang ada "di tangan Allah" itu sampai kepada manusia maka manusia harus berusaha, seperti firman Allah "Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah di muka bumi dan CARILAH anugerah Allah" (Q.S. Al Jumu'ah : 10).

Bergaji kecil tapi berezeki besar bukan sesuatu yang tidak mungkin. 


Jika Allah ridha kepada seseorang tidak ada yang tidak mungkin bagiNya. Berusahalah untuk mencapai ridha Allah dan hindari apa yang dibenci olehNya agar hidup kita senantiasa berezeki berkah dan selamat dunia dan akhirat. Wallahu alam.

4. Mengatur keuangan tanpa pertimbangan dan pemikiran yang matang. 

Hidup yang baik akan membawa rezeki yang baik pula, tetapi tidak berarti kita tidak boleh memanage hidup dengan baik. Pengelolaan keuangan selalu besar pasak daripada tiang pasti akan membawa kesengsaraan hidup dan kesulitan rezeki.

5.Bersumpah palsu. 


Orang yang bersumpah palsu berarti membohongi diri dna orang lain. Pembohong itu adalah perbuatan tercela dan membuat orang lain sengsara akan berpengaruh pada rezeki yang diterimanya. Rezeki yang diperoleh dari hasil bersumpah palsu tersebut membuatnya tidak berkah.

6. Serakah. 


Orang yang serakah merasa ingin memiliki semua hal sebagai miliknya, Ia tidak pernah puas dan terus merasa kekurangan. Orang yang serkah adalah orang yang syukurnya kurang.

7. Suka Bohong. 


Pembohong akan dijauhi orang dan tidak akan dipercaya oleh siapapun. Allah tidak menyukai orang yang suka berbohong. Jika Allah dan sesama manusia sudah tidak mempercayai kita lagi, bagaimana dengan nasib rezeki kita?

8. Menghardik peminta-minta. 


Peminta-minta adalah orang yang dikirim Allah untuk menguji sejauh mana rasa belas kasih kita dan sejauh mana kita bersedia membagi rezeki mereka yang dititipkan Allah dalam harta kita. Meskipun banyak peminta-minta yang sekarang ini menjadikan pengemis sebagai profesi dan menjual kemiskinannya untuk sekedar mencari uang, tapi kita tetap dituntut memperlakukan mereka dengan baik. Jika tidak ingin memberi tidak perlu menghardik mereka.

 Pada pengemis yang mengais rezeki haruskah selalu memberi?
Sudah menjadi pemandangan umum banyaknya pengemis yang mengais rezeki di jalanan ataupun di tempat-tempat yang banyak dilalui orang. Mengapa jumlah pengemis setiap tahun semakin bertambah? Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi mereka? Haruskah kita selalu memberi setiap mereka menadahkan tangan kepada kita?


Allah melarang kita meminta-minta (mengemis)
Dari Zubair bin Awwam ra, Nabi SAW bersabda " Apabila kamu menyiapkan seutas tali, lalu pergi mencari kayu bakar, lalu dibawanya seikat kayu di punggungnya, lalu dijualnya dan Allah memberi kecukupan bagi keinginannya, itulah yang lebih baik bagi dirinya daripada ia meminta-minta kepada orang banyak, diberi ataupun tidak" (al Bukhari).  


Allah menyuruh kita untuk bekerja. Serendah apapun sebuah pekerjaan di mata manusia tetap mulia di mata Allah sepanjang pekerjaan tersebut halal. Meminta-minta adalah pekerjaan yang merendahkan diri sendiri, merendahkan kemampuan manusia sebagai mahluk sempurna / khalifah di muka bumi. Manusia dibekali akal untuk mencari penghidupannya. Hewan yang tidak dibekali akal pun akan bekerja untuk menghidupi dirinya. Singa menunggui dan mengejar mangsanya sampai dapat, lebah dan serangga harus berkeliling mencari bunga untuk mengisap madunya, kelelawar yang tidur di siang hari harus terbang begitu malam tiba untuk mencari buah-buahan yang sudah matang di pohon. Mereka tidak menunggu manusia untuk memberi makan. Mereka telah diberi insting oleh Allah untuk mencari makanan demi kelangsungan hidupnya.

Demikian pula tumbuhan. Meskipun kelihatannya statis tidak bergerak tapi akar tanaman akan mencari air dan sumber hara dalam tanah, daun akan mencari sinar matahari agar bisa berfotosintesis demi kelangsungan hidupnya.

Mengapa kita harus meminta-minta untuk penghidupan kita? Apakah tidak malu pada hewan dan tumbuhan yang derajatnya lebih rendah di mata kita ?

Mengemis karena alasan miskin
Sebenarnya tidak ada manusia yang miskin karena Allah telah menjamin rezeki semua orang. Rezeki Allah begitu luasnya dan diberikan kepada semua mahluk diminta atupun tidak.  Miskin harta tidak boleh menjadi alasan untuk meminta-minta. 


Peminta-minta adalah penyakit mental yang menganggap dirinya selalu kekurangan. Penyakit ini semakin parah jika sudah terbentuk kesimpulan bahwa orang lain harus bertanggung jawab pada kemiskinannya. Sebagai bentuk tanggung jawabnya maka orang lain harus selalu memberi setiap dia meminta. Orang seperti ini berpotensi berbuat syirik karena berharap begitu besar kepada manusia, bukan Allah Azza Wajalla yang Maha Kaya. Miskin harta, miskin iman pula, bisa menjerumuskan diri dan keluarga pada neraka jahannam.

Sayidina Ali pernah berkata "Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia, niscaya aku yang akan membunuhnya ". Begitu tidak sukanya beliau dengan kemiskinan dan pengharapan beliau untuk semua muslim agar bekerja, berusaha supaya terhindar dari kemiskinan.

Sementara pengusaha Donald Trump berkata "Kalau anda terlahir miskin itu bukan salah anda tapi kalau anda mati miskin itu salah anda." Kita tidak dapat memilih orang tua yang melahirkan kita. Jika terlahir dari keluarga miskin itu namanya nasib / takdir Allah. Tapi miskin bukan keadaan yang statis yang tidak bisa diubah. Sepanjang ada kemauan disertai doa dan usaha, Insya Allah akan ditunjukkan jalan olehNya. Kata penulis 7 Keajaiban Rezeki Ippho Sentosa, "Cara paling sederhana mengentaskan kemiskinan adalah dengan memastikan diri anda tidak miskin "


Mengemis sudah jadi profesi
Banyak orang yang sudah menjadikan mengemis sebagai profesi. Sama dengan profesi lainnya mereka punya pakaian dinas (yang sengaja dibuat compang camping / lusuh untuk mengundang simpati), punya jam kerja (biasanya siang sampai malam hari). punya tempat kerja (setiap pengemis punya daerah mengemis sendiri (di lampu merah, jembatan penyeberangan, dekat tempat ibadh, dekat mall / pasar, dan sebagainya) dan punya bos tempat menyetor "hasil kerjanya". Bos inilah yang mengelola mereka agar bisa mengemis dengan baik.


Mengemis karena malas dan keenakan diberi
Banyak orang yang sudah merasa enak mengemis karena tidak perlu kerja keras tapi penghasilan lumayan. Cukup akting memprihatinkan ditambah suara yang dipelankan untuk membuat orang iba. Banyak anak-anak usia sekolah yang tidak suka sekolah dan memilih mengemis / mengamen di jalanan. Sekolah membuat mereka terbebani sementara mengemis / mengamen membuat mereka dapat uang untuk sekedar jajan atau membeli mainan.


"Tidak halal meminta-minta bagi orang kaya, demikian juga orang yang memiliki anggota badan yang sempurna, jika dia orang yang kuat, namun dia sangat membutuhkan serta tak memiliki apapun, maka dia diberi bagian zakat, sebagian ulama membolehkan amil zakat untuk melakukannya". (H.R.Tirmidzi).
 
Melihat hadits di atas jika seseorang memiliki badan yang sempurna, kuat dan masih bisa bekerja dengan baik maka dia tidak boleh meminta-minta tapi harus bekerja.


Mengemis dengan dalih sumbangan
Sekarang inipun banyak peminta sumbangan yang datang ke rumah-rumah dengan alasan untuk pembangunan mesjid, anak yatim dan kegiatan amal lainnya. Cukup membawa selembar kertas yang distempel oleh sebuah yayasan (yang tidak jelas keberadaannya) dan meminta sumbangan ala kadarnya. Biasanya yang datang adalah orang yang didandani sedemikian rupa, sealim mungkin.


Pada siapa harus memberi?
Allah menyuruh kita untuk menafkahkan sebagian rezeki yang telah Dia anugerahkan kepada kita. Penyalurannya telah diatur dalam agama melalui zakat, infaq atau sedekah. 


Adapun orang-orang yang boleh diberi zakat adalah : "Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana " (Q.S. At Taubah : 60)

Sementara untuk sedekah kita memiliki otorita kepada siapa sebagian rezeki akan kita salurkan. Ada beberapa kategori prioritas yang ditekankan oleh agama demi kesempurnaan, kemaslahatan dan manfaat sedekah secara menyeluruh.  

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda " Bersedekahlah ! seseorang menanggapi, ya Rasulullah saya memiliki 1 dinar. Rasul berkata bersedekahlah untuk dirimu. Ia berkata saya masih punya sisanya. Kata Rasul berikan kepada istrimu. Ia berkata masih ada yang lain. Kata Rasul berikan kepada anakmu! Masih ada yang lain. Kata rasul berikan kepada pelayanmu. Masih ada yang lain. Rasul berkata terserah kamu (kamu yang lebih tahu)." Kita memiliki hak prerogatif untuk memilih penerima sedekah kita.
 

PRIORITAS I. Orang tua yang miskin
Kita  dianjurkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua. Ada orang tua yang sebenarnya miskin tapi tidak ingin menyusahkan anak-anaknya. Karena dia tahu anak-anaknya juga memiliki tanggungan keluarga yang harus dinafkahinya. Mereka tidak menampakkan kesusahannya semata-mata agar tidak menjadi beban bagi anak-anaknya. Bersedekah kepada orang tua merupakan bentuk bakti seorang anak kepada orang tuanya.


PRIORITAS II.  Kerabat yang membutuhkan
Bagaimana kita bisa memberi kepada orang lain sementara ada kerabat yang lebih membutuhkan. Ada 2 keuntungan jika memilih kerabat sebagai penerima sedekah yaitu dapat pahala sedekah dan mempererat tali kekerabatan. Bersedekah pada selain kerabat tidak mengurangi nilai sedekah, tapi bersedekah pada kerabat dekat yang lebih membutuhkan Insya Allah lebih berkah.


PRIORITAS III. Fakir miskin yang jihad di jalan Allah
"Berinfaklah kepada orang fakir yang terikat jihad di jalan Allah, mereka tidak dapat berusaha di bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak, Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) sesungguhnya Allah Maha Mengetahui".


Kriteria fakir dalam ayat ini adalah yang sibuh berjihad di jalan Allah, yaitu mereka yang mendapat panggilan jiwa mengabdikan ilmu, kemampuan dan pengabdian kepada masyarakat yang membuat mereka kekurangan waktu untuk mencari nafkah bagi diri dan keluarganya. Seperti guru bantu di daerah terpencil yang tidak dibayar, guru mengaji sukarela di pemukiman kumuh / anak jalanan, dan jihad di medan perang sehingga meninggalkan keluarga yang harus dinafkahinya. Mereka tidak meminta tetapi kitalah yang harus memberi.





PRIORITAS IV. Fakir miskin yang sakit / terbelit utang
Fakir miskin yang sakit ataupun banyak utang membutuhkan banyak biaya untuk membayar biaya pengobatan atau membayar utangnya. Mereka malu untuk meminta maka kitalah yang harus proaktif membantu mereka yang membutuhkan.

PRIORITAS V. Fakir yang saleh
Agar nilai sedekah kita berberkah pilihlah fakir yang saleh, memiliki ketaatan kepada Allah. Insya Allah doa yang dipanjatkan fakir saleh yang kita bantu akan memperlancar rezeki kita. Jika orang yang kita beri adalah orang yang fasik maka ia akan membelanjakannya di jalan yang fasik yang bisa saja dosanya juga mengikutkan kita.  


KESIMPULAN :  

Haruskah selalu memberi pada pengemis?
Jawabannya : tergantung kepada kita. Sebagaimana disebutkan di atas untuk membagikan sebagian rezeki kepada orang lain kita memiliki hak prerogatif. Pilihlah target penerima sedekah yang memungkinkan memberi manfaat paling besar untuk dirinya, sedekah kita akan dimanfaatkan di jalan Allah (bukan buat beli narkoba, judi togel), mereka menerimanya karena memang pantas bukan karena menjual kemiskinannya, menipu rasa belas kasih orang, mengatasnamakan yayasan pembangunan mesjid / panti asuhan yang fiktif, berpura-pura cacat. Setiap ada pengemis yang menadahkan tangan kepada kita, jika kita memutuskan untuk tidak memberi tidak usah merasa bersalah, karena kita tahu mana yang pantas untuk diberi dan kemana sebagian rezeki Allah akan kita salurkan yang Insya Allah lebih bermanfaat dan berberkah.

9. Terburu-buru keluar masjid. 

Bagi yang selesai shalat fardhu sebaiknya tinggal sejenak di mesjid untuk menjalankan shalat sunat ba'diyah (shalat sunat setelah shalat fardhu), berzikir dan memuji Allah bisa menarik rezeki ke pangkuan

10. Kebanyakan tidur. 


Orang yang kebanyakan tidur adalah orang yang malas. Orang yang banyak rezekinya atau menginginkan rezekinya berkah harus bangun pagi sebelum rezekinya  dipatok ayam, kata orang tua dahulu

4 hal yang memandekkan rezeki
Rezeki terasa seret, mandek dan tidak berjalan lancar? Mungkin ada yang salah dalam keseharian kita atau Allah membenci kita? (mungkin ini yang ada dalam pikiran kita). Ketahuilah Allah Maha kasih terhadap hamba-hambanya. Tidak mungkin Allah menzalimi kita. Jika kita berada dalam kerugian semata-mata karena ulah kita sendiri.
 

Diantara ulah kita yang bisa memandekkan rezeki adalah :

Tidur di waktu pagi
Nenek bilang jangan suka telat bangun nanti rezekinya dipatok ayam. Masa iya? kok sampe sekarang belum ada ayam yang kaya ya? Itu salah satu anekdot yang menganjurkan kita untuk bangun pagi. Ayam saja sudah berkokok sejak subuh, berpagi-pagi membangunkan manusia agar segera mencari rezeki. Telat bangun akan membuat badan menjadi lemas, kurang gairah dan kurang semangat untuk bekerja. Jika perasaan tersebut yang mendera kita jangan harap rezeki akan datang. Rezeki hanya datang pada orang yang bersungguh-sungguh mengusahakannya.


Sedikit Shalat
Ada orang yang melaksanakan shalat hanya sekedarnya. Sekedar melepaskan kewajiban tanpa ada keingin untuk memperbaiki shalatnya. Dia tidak paham bahwa shalat adalah media komunikasi hamba dengan Rabbnya. Shalat lah yang menjembatani keinginan hamba kepada Rabbnya. Jika selama ini ibadah hanya sekadarnya, sangat sedikit dengan kualitas rendah, tidak pernah khusyu, maka Allah juga tidak akan meliriknya, karena dianggap tidak sungguh-sungguh mengharapkan rezeki Allah. Rezeki hanya datang pada orang yang memperbaiki ibadahnya.


Malas
Malas adalah salah satu penyakit hati yang berbahaya. Malas membuat kita tidak produktif, tidak berbuat sesuatu untuk hidupnya bukan karena tidak bisa tetapi karena tidak mau. Orang malas rezekinya jauh karena tidak berusaha untuk mencarinya. Dia berharap bahwa rezeki akan turun dari langit meskipun ia seharian tidur di rumah atau melakukan hal-hal yang diinginkannya. Rezeki hanya diberi pada orang yang memang pantas dan telah berusaha untuk mendapatkan rezekinya.


Suka khianat
Orang yang suka khianat sudah memiliki cap sebagai orang yang tidak dipercaya. Ingatkah Kisah Rasulullah SAW yang dijuluki Al Amin (yang terpercaya)? Karena beliau adalah orang yang dapat dipercaya, tidak pernah berkata bohong. Semua orang berani mempercayakan dagangannya kepada Rasulullah SAW termasuk seorang wanita kaya yang terhormat bernama Khadijah yang kelak ditakdirkan Allah menjadi istrinya.


Jika sudah tidak dipercaya orang bagaimana bisnis bisa berjalan lancar? Partner bisnis, suplier, klien ataupun konsumen akan meninggalkan kita karena dianggap kita tidak profesional, tidak menguntungkan, tidak bisa dipercaya bahkan jadi penghalang dalam memajukan usaha. Hal ini otomatis akan memandekkan rezeki kita. 


11. Tidur telanjang. 

Malaikat tidak akan mendekati orang yang telanjang. Tidur tanpa pakaian sama sekali akan memudahkan penyakit masuk ke dalam badan, karena tidak ada yang melindunginya. Baik itu tungau, debu-debu kasur, virus yang bisa menginfeksi tubuh dengan seketika. Jika sakit bagaimana bisa mencari rezeki?

12. Makan sambil tidur.  


Makan itu ada adabnya, jika makan sambil tidur bisa menyebabkan tersedak atau makanan tidak turun dengan lancar ke pencernaan. Makanlah dalam posisi duduk dan jangan makan sambil berdiri aplaagi sambil tiduran. Jauh rezeki.

13. Tidak menghabiskan makanan. 


Ini sama dengan mubazir. Mubazir itu temannya setan dan jauh dari rezeki. Mau mudah rezeki, jauhi sifat mubazir) Sifat mubazir adalah temannya setan. Maukah kita menjadikan setan sebagai teman? Setan atau iblis telah dijanjikan untuk jadi penghuni neraka yang abadi. Bersediakah kita mengikuti jalan setan dan menemaninya di neraka, tidak bukan? Karena itu jangan mubazir !

Apa itu Mubazir?

Pernah lihat orang ambil makanan di kenduri / acara kawinan dan tidak menghabiskan makanannya? Atau mungkin kita yang suka ambil kesempatan melihat banyak makanan gratis dan tidak menghabiskannya karena tidak sanggup lagi karena kekenyangan. Atau untuk merayakan sesuatu kita memesan makanan yang banyak di restoran tapi tidak bisa menghabiskan semua makanan yang kita pesan dan membiarkan sisa makanan teronggok begitu saja?

Di lain hari kita membeli pakaian yang lagi SALE di toko, tapi begitu pulang baru kita menyadari kalau warnanya tidak cocok dengan selera kita dan akhirnya kita biarkan menumpuk di lapisan terbawah lemari pakaian kita? Atau kiriman makanan dari keluarga di kampung dalam jumlah banyak tidak bisa kita habiskan, tidak juga kita bagikan ke tetangga dan kita biarkan basi tanpa rasa berdosa begitu saja. Sepatu yang terpajang rapi di rak sepatu meskipun yang dipakai cuma satu atau dua saja kita biarkan teronggok dan berdebu tanpa ada niat untuk membagikannya kepada yang membutuhkan.


Mubazir itu tidak bersyukur
Ketahuilah perilaku ini adalah perilaku setan, perilaku sombong, perilaku yang tidak mensyukuri nikmat. Kita merasa berhak membuang / membiarkan makanan atau barang yang tidak sanggup kita habiskan / pakai dengan alasan kita beli dengan uang sendiri ya terserah saya dong mau saya apakan. Mau saya pakai kek, makan kek, habiskan atau buang terserah saya dan bukan urusan orang lain.

Jika makanan yang kita mubazirkan, butiran nasi yang kita buang dikumpul menjadi satu maka sanggup memberi makan beberapa orang yang kelaparan. Nenek atau orang tua kita selalu mengingatkan untuk menghabiskan makanan sampai butir nasi terakhir karena kita tidak tahu dibutir manakah terkandung berkah dari Allah. Jika hidup kita senantiasa dihiasi dengan tindakan mubazir percayalah rezeki akan menjauh. Barangsiapa yang bersyukur akan ditambah nikmat (rezeki) dari Allah, begitu pula sebaliknya.

Pelajaran dari negara lain soal mubazir

JEPANG
Jika Muslim sebelum memulai makan mengucapkan basmalah dengan harapan bahwa makanan yang kita makan berberkah karena disebut nama Allah disitu. Orang Jepang mengucapkan "Itadakimasu" sebelum makan. Inti dari ucapan ini adalah permohonan untuk mengambil kehidupan makanan yang hendak dia makan agar dia sebagai manusia bisa hidup. Mereka paham bahwa sebelum makanan itu hadir di meja makan, mereka adalah mahluk hidup yang rela mengorbankan hidupnya untuk kelangsungan hidup manusia. Maka sebelum makan manusia harus permisi karena telah merenggut hidup mahluk lain untuk kehidupannya.


Setelah selesai makan kalau kita yang muslim menutup dengan hamdalah sebagai tanda syukur atas makanan yang telah dimakan, orang Jepang mengucapkan "Gochichousama deshita" sebagai ucapan terima kasih karena telah diberi berkah makanan dari kehidupan mahluk lain.


Saat makan orang Jepang akan mengunyah makanan pelan-pelan sambil menikmati makanannya dan akan berteriak "Oishii" artinya enak. Tidak makan terburu-buru dan makannya pasti habis. Begitu pula dengan pakaian yang masih layak pakai, maka di Jepang akan dijual kembali di flea market dengan harga miring atau menyumbangkan pada orang lain.


JERMAN
Saya membaca artikel di sini jika di Jerman tidak menghabiskan makanan yang dipesan di restoran akan dikenakan denda 50 Euro. Jerman sebagai negara industri terkemuka menentang kemubaziran. Pesan sesuai dengan yang anda sanggup makan, uang memang milik kita tapi sumberdaya alam milik masyarakat. Kita tidak bisa menyedot sumberdaya alam, mengambil apa yang diberi oleh alam melalui kerja keras petani / nelayan kemudian menyia-nyiakannya begitu saja. Pesan yang sangat mengena.


ALLAH MELARANG SIKAP MUBAZIR
"Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) dengan boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan, dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" (Q.S.Al Isra : 26 - 27).


Melihat ayat di atas bahwa Allah melarang kita untuk bersikap boros, menghambur-hamburkan harta / rezeki yang diberikan Allah. Jika rezeki yang diberi oleh Allah, kita dapat dengan kerja keras kemudian kita hamburkan / buang begitu saja, tanpa memberi manfaat bagi diri dan orang lain sama saja tidak menghargai pemberian Allah. Bahkan disamakan dengan perbuatan setan. Jika rezeki yang diberi tidak kita hargai bagaimana bisa dengan entengnya kita meminta diberi tambahan rezeki. Allah menganggap kita tidak bisa mengelola dengan baik rezeki yang sudah kita miliki. Bisa saja Allah mencabut rezeki kita, mencabut nikmat yang sedianya diberi untuk kita ditambah bonus azab yang perih.. Beranikah kita??? Makanya jangan mubazir !!


14. Tidak menghargai makanan. 

Makanan itu adalah rezeki yang diberikan Allah pada kita. Jika kita selalu mencela makanan itu tandanya kita tidak bersyukur atas rezeki makanan yang Allah karuniakan pada kita, Bagaimana kalau Allah mencabut rezekinya dan membuat kita tidak bisa membeli makanan atau kita diberinya penyakit sehingga tidak bisa makan apapun, meski kita mampu membelinya.

Mengapa kita harus bersyukur

Bila kita diberi uang ...
Mengapa kita pandai berterima kasih bila ada yang memberi uang, sedang terhadap yang Maha Memberi Kehidupan kita suka lupa berterima kasih. Bila kita menerima uang meskipun itu adalah hasil kerja, upah atau gaji kta sendiri pasti kita berterima kasih pada yang memberi bukan? Bila kita diberi uang dan diminta melakukan sesuatu untuk si pemberi uang tersebut, pasti akan kita lakukan bukan? Bagaimana dengan Allah yang telah memberikan kita begitu banyak rezeki, bahkan hidup kita juga rezeki yang diberiNya,  kita diminta untuk shalat, beribadah, berbuat baik dan amal saleh kadang kita tidak lakukan atau dengan berani menundanya. Kita tidak bersyukur dengan rezeki yang kita terima, selalu merasa kurang rezeki dan tidak malu meminta tambahan rezeki padaNya?


Bila utang kita dibayar...
Kita pasti senang jika ada orang yang membayarkan utang kita bukan? Kita pasti berterima kasih atas kebaikannya dan berjanji untuk membalasnya jika diberi kesempatan. Kita merasa berhutang budi dan akan melakukan yang terbaik bagi orang yang murah hati tersebut. Bagaimana dengan Allah. Sedang Allah tidak memiliki utang pada kita tapi Dia tidak pernah lupa memberi rezeki pada kita.


Bila kita diberi pinjaman..
Saat butuh uang dan ada orang yang memberi kita utangan, pasti kita akan bersyukur dan berterima kasih. Bahkan terkadang kita memberi "imbalan-imbalan" tertentu untuk mereka yang memberikan kita pinjaman. Sedang Allah memberi tanpa menganggap kita memiliki utang padaNya. Tubuh, rezeki, panca indera, udara yang kita hirup, matahari yang senantiasa menghangatkan bumi dan otak untuk berpikir semuanya diberi Allah karena kasih sayangNya pada kita, hambanya. Pernahkah Allah meminta imbalan atas pemberianNya? Kalaupun kita beribadah padaNya bukan untuk kepentinganNya tapi untuk kepentingan kita. Kita yang butuh Dia, dan Dia tidak perlu kita. Apakah kita beribadah atau tidak tidak akan menghentikan statusNya atau menurunkan derajatNya. Masihkah kita berfikir untuk tidak mensyukuri "pinjamanNya?".


Bila kita diberi makanan dan minuman...
Bila kita diberi makanan dan minuman meskipun makanan dan minuman itu adalah hak kita pasti kita akan mengucapkan terima kasih bukan? Bila kita memesan makanan di restoran dan pelayan mengantarkan makanan itu ke meja kita, setidaknya kita akan mengucapkan terima kasih pada si pelayan atau menghadiahkan senyuman padanya bukan? Bila makanan yang kita makan rasanya enak kadang spontan kita memuji bukan? Bila kita bertamu ke rumah seseorang dan si empunya rumah menyuguhkan kita makanan, kita pasti mengucapkan terima kasih bukan? Terima kasih adalah wujud penghargaan kita kepada yang memberi makanan dan minuman yang telah menghapus rasa lapar dan haus kita. Bagaimana halnya dengan Allah yang tak kenal lelah, tidak tidur dan tidak perlu istirahat senantiasa mencurahkan rezeki, nikmat pada kita. Pernahkah anda memikirkan pohon buah yang ranum berbuah lebat, padi yang menguning, ikan yang berlimpah di lautan, binatang ternak yang hidup untuk kita makan dagingnya semua itu rezeki Allah untuk kita. Makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidup kita.


Bila kita diberi tempat duduk..
Ketika ada yang memberi tempat duduk saat kita harusnya berdiri dengan kaki yang letih tentunya kita akan berterima kasih bukan? Saat atasan memberi kita kedudukan pasti kita kan berterima kasih padanya bukan? Bahkan ada orang yang memberi "sesuatu" terlebih dahulu sebelum diberi kedudukan. Lalu bagaimana dengan Allah yang memberi kita kedudukan yang mulia sebagai manusia, bukan monyet atau batu, mengapa kita tidak mau mensyukurinya?
 

Bila kita sembuh dari penyakit..
Begitu dinyatakan sembuh dari penyakit dan diperbolehkan pulang drai rumah sakit, tentunya kita akan mengucapkan terima kasih pada dokter dan perawat atas jasanya pada kita selama kita sakit. Tidak tahukah kita bahwa kesembuhan itu dari Allah? Meski kita sudah dirawat di rumah sakit yang paling canggih dan dokter yang paling ahli sekalipun, jika Allah tidak menghendaki kesembuhan kita, apakah kita akan sembuh?


Sepatutnya kita membalas budi baik orang yang berbuat baik kepada kita. Lalu apa budi baik kita untuk membalas Yang Maha Baik? Jika kepada sesama manusia kita berkenan minimal mengucapkan terima kasih pada orang yang membantu urusan kita dan dilain kesempatan membalas budi baiknya. Lalu kepada Allah tidakkah kita harus berterima kasih dengan mengucapkan syukur? Sebagai bukti bahwa kita mensyukuri nikmat dan rezekiNya, kita manfaatkan rezeki itu di jalanNya, kita perbaiki ibadah kita padaNya, kita khusyukkan sholat kita sebagai salah satu sarana komunikasi paling dekat denganNya. Bukankah rezeki terasa lapang kita mensyukuri dan terasa kurang saat kita mengkufurinya. 


15. Tidak mencuci tangan  sebelum dan sesudah makan. 

Nabi mencontohkan bahwa sebelum makan kita harus mencuci tangan. Tangan yang kotor akan menjadi sarana kuman penyakit masuk ke dalam badan.

16. Menggigit kuku. 


Kuku itu kotor, karena selalu bersentuhan dengan kotoran atau debu yang dipegang oleh tangan. Kebiasaan menggigit kuku bisa menyebabkan kuman penyakit masuk ke dalam badan.

17. Kikir. 


Orang yang kikir adalah orang yang enggan berbagi. Allah membenci orang yang menahan dan menimbun hartanya.

Sedekah penderas rezeki
Harta yang ada di tangan kita adalah titipan Allah. Harta titipan Allah harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemilik supaya memberikan manfaat pada kita baik selama hidup di dunia ataupun setelah meninggal. Salah satu caranya adalah dengan bersedekah. Betulkah sedekah bisa menderaskan rezeki?


Sedekah ibarat memberi "pinjaman pada Allah". Perhatikan ayat ini " Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan rezekinya di jalan Allah maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNyalah kamu dikembalikan" (Q.S.Al Baqarah: 245). Kalau Allah yang meminjam harusnya masuk kategori "saham unggulan" karena berasal dari Zat yang Maha Kaya. Jika Allah yang meminjam pengembaliannya pasti jauh lebih besar dari apa yang dipinjamkan. Begitu pula Allah bisa mengambil apa yang menjadi milikNya dengan serta merta. 

Sedekah melapangkan jalan rezeki
Bagi yang merasa sedang seret rezekinya bacalah ayat ini "...Dan barangsiapa yang sedang disempitkan rezekinya, maka hendaknya ia menafkahkan sebagian rezeki yang Allah berikan padanya" (Q.S.At-Thalaq : 7). Bagi otak kita yang terbatas pasti tidak bisa memahami, bagaimana mungkin saat kondisi keuangan susah diharuskan bersedekah untuk memancing rezeki datang kembali dalam jumlah lebih banyak. Bukankah bersedekah artinya mengeluarkan uang, sementara untuk memenuhi kebutuhan saja susah? Disinilah perlunya kewajiban Muslim untuk mempercayai janji Allah, janji yang tidak pernah ingkar. Jika bersedekah, sekecil apapun akan di balas olehNya

Sedekah membawa rezeki yang berlipat 700 kali. 
Perhatikan janji Allah pada ayat ini "Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang mengeluarkan nafkahnya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tipa butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui" (Al Baqarah : 261). Kalau dilihat dari kacamata bisnis, inilah bisnis yang paling menguntungkan dan bebas rugi. Kalau bisnis dengan manusia pasti tetap ada potensi rugi, meskipun besar untungnya tapi tidak akan bisa menyaingi Zat yang Maha Memberi.

Sedekah mendekatkan surga 
sebagaimana pada ayat berikut " Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan  (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan" (Q.S.Al Imran : 133-134). Tidak ada rezeki terbesar yang diperoleh oleh setiap Muslim selain surga. Sedekah termasuk amal soleh yang akan menuntun kita menggapai surga Insya Allah.

Sedekah akan kembali pada kita. 
"Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah)  maka pahalanya itu untuk kamu sendiri dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan mencari keridhaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedangkan kamu sedikitpun tidak akan dirugikan "(Q.S.Al Baqarah : 272). Kalau kita bersedekah dengan harta yang baik , yang diperoleh secara halal di jalan yang diridhoi Allah maka pahalanya akan kembali kepada kita. Pahala yang kita peroleh bisa saja berupa rezeki yang berlipat, kesehatan dan keselamatan dari bencana.

Didoakan malaikat setiap hari.  
Tiada sehari pun sekalian hamba memasuki suatu pagi kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari keduanya berdoa "ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya". Sementara yang lain berdoa "ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya (HR Bukhari dan Muslim). Maukah kita didoakan malaikat setiap hari? Bayangkan betapa indahnya hidup jika di awali dengan sedekah sambil diiringi doa malaikat, maka sepanjang hari akan menjadi berkah dan dirahmati Allah SWT.

Bersegeralah bersedekah karena sedekah bisa menjadi penolak bala, penyubur pahala dan melipatgandakan rezeki. Wallahu alam bish shawab

18. Menghambur-hamburkan uang tanpa tujuan. 

Rezeki yang berkah adalah rezeki yang bermanfaat. Jika rezeki yang kita terima digunakan untuk jalan yang tidak jelas pemanfaatannnya bagaimana bisa berkah?

19. Tidak tahu malu. 


Orang yang memiliki rasa malu yang tinggi akan menjaga sikap dan perilakunya di hadapan Allah dan di hadapan orang lain. Kalu tidak tahu malu pasti tingkahnya tidak bisa terkontrol karena mempertuhankan hawa nafsunya. Mau rezeki lancar dan berkah, pelihara rasa malu.

Manusia diciptakan sebaik-baiknya oleh Allah
Allah menggariskan bahwa keberadaan ajaranNya adalah untuk menempatkan manusia pada posisi mulia, posisi yang berbeda dengan mahluk Allah yang lain. Penempatan ini lantaran manusia diberi daya pikir yang dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Penempatan ini juga menjadi sebuah kehormatan yang diberikan Allah  kepada manusia. Allah menghendaki setiap manusia menjaga kehormatan yang Dia berikan dengan terus mengikuti petunjuk-petunjukNya. Pengabaian terhadap petunjuk yang telah Dia gariskan akan menyebabkan manusia kehilangan kehormatan, baik kehormatan di mata manusia maupun kehormatan di mata Allah. Jika manusia sudah kehilangan kehormatannya maka dipastikan jalan rezekinya pun terhambat, mampet dan tidak lancar.


Kami menciptakan manusia dalam sebaik-baik keadaan. kemudian Kami mengembalikannya kepada keadaan yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beramal saleh  (Q.S. At Tin : 4 - 6).

 
Dari ayat Al quran jelas terlihat bahwa jika manusia tidak beriman dan beramal saleh akan dikembalikan pada keadaan yang serendah-rendahnya. Silakan terjemahkan sendiri keadaan yang serendah-rendahnya itu. Bisa saja mencakup kehidupan dunia yang susah rezeki, merana dan terus berkubang dosa sampai kematian menjemput.


Hilangnya kehormatan,  Hilangnya Keberkahan Rezeki Karena Hilangnya Malu
Hilangnya kehormatan, hilangnya keberkahan rezeki utamanya disebabkan oleh hilangnya rasa malu. Dan biasanya rasa malu itu akan hilang jika nafsu dikendalikan oleh hati yang busuk dan pikiran yang kotor. Hati dan pikiran seperti ini tidak akan dapat lagi mengendalikan organ-organ fisik dengan baik secara naluri ilahiah karena kendali sepenuhnya berada di kawasan perut dan kemaluan. Manusia yang kehilangan rasa malu akan melebihi liarnya seekor binatang.


Dalam khazanah kaum sufi, rasa malu tertinggi adalah ketika kita bisa memiliki rasa malu kepada Sang Maha Pencipta. Yakni, rasa malu apabila mempertontonkan pengabdian yang buruk, padahal Yang Maha Kuasa telah memberikan kasih sayangNya yang luar biasa kepada kita. Atau, perasaan malu tidak pernah berbakti kepada Allah yang telah memberi kita kehidupan, sedangkan Dia tidak pernah berhenti mengucurkan karunia-karuniaNya.  Rasa malu kita hanya rasa malu di tingkat yang paling rendah yaitu malu dinilai oleh manusia lain. Ukuran kita hanya penglihatan dan penilaian manusia yang rendah. Seseorang bisa tega membunuh orang lain hanya karena malu dibilang bau ketek? . Seseorang tega melakukan aborsi atau membuang bayinya karena malu pada pandangan orang karena hamil tanpa suami. . Menempatkan malu bukan pada tempatnya. Malu pada manusia tapi tidak malu pada Allah yang melihat perbuatannya. Tidak takut jika Allah menghilangkan rezekinya atau mencabut keberkahan dari rezekinya. Itulah malunya manusia kebanyakan, bahkan mungkin termasuk kita?

Perasaan malu pada Allah mencegah kita berbuat sembarangan dan bisa mendorong kita untuk untuk mempersembahkan perilaku yang baik-baik kepadaNya. Menurut Imam Gazali, beribadah akan lebih mulia bila timbul dari malu, bukan dari rasa takut. Menahan diri dari perbuatan maksiat akan lebih bermakna jika diperoleh dari rasa malu.

Jadikan malu sebagai standar moral menuju rezeki yang berkah
Mulai sekarang malulah kita pada Allah. Malulah apabila kita menjadi manusia yang kikir, bila kita bisa berfikir bahwa kita terlahir dari ketiadaan dan bahwa semua fasilitas, semua yang kita punya, hanyalah dari Dia semata. Apalagi jika dibarengi kesadaran bahwa kita akan mati dengan ketiadaan pula. Sepantasnya kita malu apabila kita tidak pernah mengimbangi nikmat yang Allah berikan dengan kesyukuran. Dan sepantasnya pula kita merasa malu apabila kita terus meminta kepada Allah tambahan rezeki tanpa pernah mensyukuri rezeki yang sudah kita terima, ditambah lagi enggan berbagi rezeki yang dititipkan Allah pada kita?

Alangkah baiknya jika rasa malu menjadi standar moral di hati kita. Hal ini dapat menahan hati kita agar tidak terus menerus mempertontonkan kemaksiatan di hadapan Allah yang Maha Melihat, di tengah curahan kasih sayang, rahmat, rezeki berlmpah yang diberikan olehNya.


Mulailah benahi diri. 
Benahi perilaku kita yang tidak sesuai keinginanNya. Allah juga memberikan kabar gembira bahwa ampunan dan maafNya di atas segalanya. "Katakanlah kepada orang yang kufur, jika mereka menghentikan kekufurannya, pasti Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Tapi jika mereka kembali lagi, sungguh akan berlaku ketentuan-ketentuan terhadap orang-orang terdahulu." (Q.S. Al Anfal :38)
 
.... Maka barangsiapa yang menerima pelajaran dari Tuhannya, lalu berhenti melakukan kesalahan-kesalahannya, maka baginya apa yang telah lalu dan urusannya menjadi urusan Allah kesudahannya. Barangsiapa yang melakukannya, mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya (Q.S. Al Baqarah : 275)


Tumbuhkan dan kembangkan rasa malu agar jadi penghias hati. 
Sifat ini akan memelihara kita dari segala sesuatu yang buruk dan juga akan mendatangkan kebaikan, menarik rezeki yang banyak dan berkah. Kita akan menjadi orang yang malu berbuat kejahatan, malu jika dalam sehari tidak berbuat kebaikan dan malu jika tidak memberikan pengabdian yang baik sebagai manusia kepada Tuhannya. Imam Ali ra, pernah berkata " Perbesarlah rasa malu, niscaya ia akan menyelamatkan". Imam Ali ra memiliki julukan karamallahu wajhah, karena konon ia memiliki rasa malu yang sangat besar, sehingga untuk melihat "kemaluannya" sendiri dia enggan saking malunya. Luar biasa! Sekarang bayangkan kelakuan kita sebagai manusia. Tanpa malu ada orang yang sering mengumbar "kemaluannya", mempertontonkannya pada orang lain atas nama seni, keindahan, sexy dan ukuran lain yang dibuat oleh manusia. Tanpa rasa malu ada yang sering menikmati "kemaluan-kemaluan" orang lain meski rela merogoh kocek dalam-dalam untuk sekedar memuaskan nafsu birahi sesaat. Bahkan kemarin di berita saya baca ada artis dengan inisial AA yang ditangkap polisi karena menjajakan diri dengan tarif 80 juta sekali main. Si artis ini dijajakan oleh mucikarinya lewat aplikasi bbm (blackberry messenger). Masya Allah, manusia sekarang pun sudah menjadi objek yang bisa diperdagangkan. Di pajang fotonya yang super seksi seperti halnya kita melihat katalog barang di majalah sebelum memutuskan untuk membeli. Demikian rendahnya kita ini, memperlakukan manusia seperti barang dagangan?

Adalah fitrah, bahwa perut dan kemaluan memiliki kebutuhan. Tapi, mari kita penuhi kebutuhannya lewat cara yang terhormat. Adalah wajar jika manusia itu butuh hiburan di tengah kehidupan yang keras dan kadang membosankan. Tapi, mari kita cari hiburan yang tidak akan mempermalukan kita kelak di hari yang tidak ada pertolongan kecuali pertolonganNya. Manusiakan diri karena kita berbeda dengan binatang yang memenuhi kebutuhan perut dan kemaluannya di mana saja dan dengan siapa saja. 

20. Malas membersihkan. 

Rumah yang kotor itu disukai setan, sebaliknya kebersihan sebagian dari iman, Rumah yang bersih juga salah satu dari sumber rezeki.

10 ciri-ciri rumah yang berezeki baik.
Rumah adalah tempat tujuan kita setelah lelah mencari rezeki Allah. Karena itu kita berlomba-lomba untuk membangun rumah semegah dan senyaman mungkin. Namun rumah yang baik adalah rumah yang memberikan ketentraman kepada penghuninya. Lalu adakah ciri-ciri rumah yang menarik rezeki untuk penghuninya. Berikut ini diantaranya
Ciri-ciri Rumah yang Berezeki Baik, yang menarik rezeki untuk penghuninya :


# 1. Rumah yang dipakai untuk Ibadah
Rumah yang di dalamnya dilakukan aktivitas menyembah Allah. Shalat, puasa, pengajian Al Qur'an, mengayomi dan mendidik anak saleh dan sebagainya. Aktivitas ibadah adalah pengakuan kelemahan kita sebagai manusia. Bahwa kita butuh Allah. Allah menyukai rumah yang didalamnya dilakukan ibadah dan akan mencurahkan rezeki yang banyak lagi berkah kepada penghuninya.

# 2. Rumah yang didalamnya dilakukan berbagai kebaikan.
Rumah yang di dalamnya dilakukan banyak kebaikan seperti rumah yang digunakan untuk mengayomi anak yatim, rumah yang digunakan untuk menimba ilmu yang bermanfaat, rumah yang digunakan untuk melakukan kegiatan amal, sedekah, infaq, rumah yang aktivitasnya penghuninya senantiasa diliputi kebaikan, rumah yang senantiasa memberi manfaat bagi orang di sekitarnya. Jika kebaikan yang senantiasa menghiasi sebuah rumah maka rezeki akan mengalir masuk ke dalam rumah tersebut karena kebaikan itu menarik rezeki.

# 3. Rumah yang membuat nyaman dan tenang.
Rumah yang jika kita berada di dalamnya terasa damai, tenang dan nyaman. Bukan besar dan megahnya rumah yang membuat nyaman, tetapi suasana dan kehangatan antar penghuni rumah. Rumah yang penghuninya rukun dipenuhi kasih sayang, cinta dan saling membantu adalah rumah yang membuat nyaman, meskipun ukurannya kecil, sempit dan sederhana. Perasaan nyaman yang dimiliki penghuninya akan menarik aura positif dalam rumah termasuk rezeki. "Allah menjadikan untuk kamu rumah-rumah kamu sebagai tempat ketenangan" (Q.S. An Nahl : 80).

# 4. Rumah yang Sehat
Rumah yang sehat maksudnya adalah rumah yang cukup sinar matahari, memiliki ventilasi yang memadai agar aliran udara lancar, memiliki jendela agar terjadi pergantian udara. Rumah yang menghadap ke timur adalah rumah yang mendapat lebih banyak sinar matahari. Menanam pohon atau tanaman di halaman rumah akan membuat rumah menjadi adem, karena pepohonan dan tanaman mengeluarkan oksigen. Jika pepohonan dan tanaman terlalu lebat sebaiknya dipangkas agar tidak menghalangi cahaya matahri masuk ke dalam rumah dan tidak menjadi sarang binatang. Rumah yang sehat akan mempengaruhi kondisi penghuninya. Penghuni yang sehat akan bisa mencari rezeki Allah lebih baik dibanding penghuni rumah yang sakit-sakitan.

# 5. Rumah yang bersih
Terkait dengan rumah yang sehat di atas, rumah yang bersih adalah rumah yang senantiasa dibersihkan dan tidak dipenuhi debu atau kotoran. Rumah yang sehat akan mempengaruhi kesehatan penghuninya. Rumah yang bersih disukai Allah, bukankah kebersihan itu sebagian dari iman? "Sesunguhnya Allah itu baik. Dia juga bersih dan suka kepada yang bersih. Dia juga mulia, suka kepada yang mulia. Dia juga dermawan, sangat suka kepada yang dermawan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman rumahmu, jangan kamu menyerupai orang Yahudi "(Hadits Riwayat Tirmidzi). Jika Allah menyukai rumah kita Insya Allah Dia akan selalu hadir di dalamnya mencurahkan rahmat dan rezekinya kepada kita. Sebaliknya rumah yang kotor akan menjadi sarang kuman dan penyakit serta disukai setan. Mengapa setan menyukai tinggal di rumah-rumah kosong tak berpenghuni ataupun di kamar mandi? Karena tempat itu kotor.


# 6. Rumah yang dipenuhi rasa syukur
Rumah yang senantiasa penghuninya menyebut nama Allah dengan penuh kesyukuran adalah rumah yang menarik rezeki. Allah menyukai hamba-hambanya yang bersyukur. Dia sudah menjanjikan jika kita senantiasa bersyukur maka nikmat atau rezeki akan di tambah.

# 7. Rumah yang dekat dengan mesjid
Rumah yang dekat dengan mesjid akan mendorong penghuninya untuk melakukan ibadah shalat jamaah di mesjid. Meskipun orang yang jauh adri mesjid juga tidak menutup kemungkinan untuk selalu beribadah jamaah, tetapi bagi orang yang rumahnya dekat mesjid senantiasa mendengar azan berkumandang akan memanggil hatinya untuk menggerakkan kaki ke mesjid. Mesjid adalah rumah Allah. Sengaja mendatangiNya untuk beribadah kepadaNya sangat disukai Allah. Jika Allah menyukai kita siapakah yang akan menghalangi limpahan rezekinya?

# 8. Rumah yang sering menerima dan memuliakan tamu
Tamu adalah orang yang datang ke rumah kita. Memuliakan tamu sangat dianjurkan dalam agama. Menjamu tamu dengan baik sama seperti bersedekah. Sebenarnya tamu menikmati rezeki yang diperuntukkan Allah untuk mereka tetapi lewat tangan kita. Bahkan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat memuliakan tamunya. Meskipun beliau harus berpuasa yang penting bisa menjamu tamunya dengan baik. Demikianlah akhlak terpuji dari Nabi yang patut kita teladani. Rezeki Allah bisa datang lewat berbagai cara, salah satu lewat tamu yang datang ke rumah kita. Ada yang datang membawa oleh-oleh, penganan / makanan, pekerjaan atau proyek yang memiliki prospek besar dan sebagainya. Jadi buka pintu lebar-lebar untuk tamu dan muliakan mereka agar rezeki kita juga dimuliakan Allah.

# 9. Rumah yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
Islam tidak suka segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Kita dilarang untuk melakukan sesuatu secara berlebih-lebihan. Meskipun kita mampu membangun rumah yang menyerupai istana raja, dengan sapuan emas di setiap tiangnya tapi membangun rumah yang sederhana jauh lebih diutamakan. Seorang muslim tidak sepantasnya memiliki rumah dengan banyak lambang-lambang kemewahan yang membuatnya melangkah dengan sombong, sementara banyak orang di sekitarnya yang masih miskin dan menderita. Allah tidak menyukai orang yang sombong. Kira-kira mengapa Allah tidak menyukai iblis dan mengusirnya dari surga? Karena ia termasuk mahluk yang sombong. Yakinlah jika anda berjalan dengan sombong, berlebih-lebihan maka rezeki anda akan menjauh.


# 10. Rumah yang di dalamnya tidak ada hiasan-hiasan kemusyrikan.
Sebuah hadits dikemukakan bahwa "Sesungguhnya malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada patung" (H.R.Bukhari -Muslim). Sebaiknya menghias rumah dengan sesuatu yang bernilai ibadah seperti kaligrafi dari mushaf Al Quran dan hindari patung. Karena pemiliknya dianggap menyerupai orang kafir dimana mereka biasa meletakkan patung dalm rumah-rumah mereka untuk diagungkan. Jika malaikat saja tidak mau masuk, bagaimana dengan rezeki Allah. Pasti akan ikut menjauh.

21. Suka telat bangun pagi. 

Telat bangun pagi membuat kita jadi karakter yang pemalas. Rasulullah menyuruh kita untuk berpagi-pagi mencari rezeki, karena waktu pagi adalah waktu yang diberkahi

22. Kebanyakan dengar musik dan lagu-lagu yang melenakan. 


Hidup ini adalah persinggahan dan tempat mencari bekal. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat sebelum datang kematian yang memutus rezeki. Lebih baik membaca Al quran daripada mendengarkan musik yang tidak berfaedah.

Manfaatkan rezeki umur dengan baik)
Manfaatkan rezeki umur dengan sebaik-baiknya. Umur memang hanya angka-angka yang menurut kita semakin bertambah tapi pada dasarnya semakin berkurang. Berkurang maksudnya semakin mendekatkan diri dengan kematian. Jika kontrak kehidupan telah berakhir maka bersiaplah menyongsong kehidupan baru yang lebih abadi.


Rezeki Masa Muda
Punya rezeki waktu dan energi yang banyak, tapi tidak punya uang (belum mapan).

  • manfaatkan untuk menggali potensi diri, 
  • mengembangkan bakat, 
  • belajar agama dengan sungguh-sungguh. 
  • isi waktu yang berlimpah dengan kegiatan yang bermanfaat 
  • Energi yang banyak salurkan kepada hal-hal positif seperti belajar, berkarya dan berprestasi 
  • uang yang sedikit (hasil minta dari orang tua / kerja sambilan) gunakan sebaik-baiknya untuk pengembangan diri (kursus, diklat tambahan, pengembangan bakat) dan hal positif lainnya.  
  • sayangi tubuh, jangan rusak dengan narkotika, minuman keras dan begadang yang tak berguna. 
  • karena telah berusaha dengan baik jika ajal menjemput di usia muda tidak akan menyesal
Rezeki Masa Dewasa
Punya rezeki uang (mapan) dan energi yang banyak, tapi tidak punya waktu (sibuk)

  • buat uang agar memberi manfaat sebanyak-banyaknya pada diri, kerabat dan umat manusia pada umumnya. 
  • hidup cukup, tidak usah berlebih dan sisanya tabung untuk investasi akhirat (zakat, infaq, sedekah) 
  • gunakan energi yang berlebih seproduktif mungkin, berkarier dan berkarya dalam koridor yang benar dan diridhoi Allah 
  • buat diri menjadi bermanfaat bagi semua orang. 
  • sayangi tubuh, jangan rusak dengan kerja keras tanpa istirahat, lakukan olahraga ringan yang tidak menyita waktu, makan makanan sehat 
  • waktu yang sedikit gunakan untuk senantiasa menyempurnakan ibadah dan amalan agama. 
  • sisihkan waktu yang sedikit itu untuk keluarga (anak, istri, suami), sempurnakan bakti kepada orang tua dan tetap bersosialisasi dengan tetangga dan kerabat. 
  • senantiasa bersyukur atas rezeki umur yang bermanfaat. 
  • lakukan yang terbaik agar tidak menyesal jika ajal menjemput di usia dewasa.
Rezeki Masa Tua
Punya rezeki waktu dan uang yang banyak, tapi energi sudah berkurang

  • manfaatkan waktu untuk belajar hal-hal baru yang positif yang sebelumnya tidak sempat ditekuni karena keterbatasan waktu (seperti menekuni hobi melukis, menulis, berdakwah). Otak yang terus dipergunakan akan jauh dari pikun. Use it or Lose it ! 
  • manfaatkan waktu untuk lebih memperdalam agama, memperbaiki amalan dan mendekatkan diri kepada Allah. 
  • manfaatkan waktu mendekatkan diri dengan anak, cucu, kerabat, tetangga bahkan sesama muslim, berkumpul bersama untuk saling memberi manfaat satu sama lain. 
  • dekatkan diri dengan alam dan cipataan Allah, lakukan kegiatan berkebun, hiking, jalan pagi sekalian olahraga. 
  • buat uang memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kita, jika kebutuhan hidup sudah tercukupi bagikan kepada orang yan lebih membutuhkan atau kepada sesama orang tua jompo yang kurang beruntung. 
  • energi yang berkurang jangan membuat kita pasif dan jadi beban bagi orang lain. Jadilah orang tua yang aktif dan mandiri. 
  • sayangi tubuh dengan tetap aktif, olahraga ringan, melakukan hal yang disukai, makan makanan sehat, istirahat yang cukup serta bersyukur atas rezeki umur yang bermanfaat. 
  • Lakukan yang terbaik, jika kontrak kehidupan telah berakhir maka kita akan tersenyum menghadapi Izrail dan siap menyongsong kehidupan yang lebih kekal dan abadi.
23. Makan di piring yang tidak bersih dan pecah. 

Piring yang kotor adalah sarang kuman penyakit, belum lagi jika menggunakan pirin pecah untuk makan bisa berbahaya. Bisa saja masih ada pecahan kaca yang tercampur dalam makanan.

24.Meninggalkan makanan dan minuman yang tidak ditutup. 


Makanan yang tidak ditutup bisa dihinggapi lalat dan serangga penyebar penyakit.
 

25. Tidak pernah mendoakan orangtua baik masih hidup atau sudah meninggal. 

Anak yang saleh adalah anak yang berbakti dan terus mendoakan orangtuanya. Inilah mitos banyak anak banyak rezeki, jika anak berbakti dan senantiasa mendoakan orangtuanya. Banyak anak banyak susah jika mendapatkan anak yang tidak berbakti dan enggan mendoakan orangtuanya. Anak akan jadi investasi berharga bila dididik dengan baik.

26. Jorok penampilannya. 


Kebersihan adalah sebagian dari iman. Orang yang jorok dari penampilannya kurang meyakinkan, bagaimana orang bisa memberi kepercayaan padanya jika penampilannya kurang meyakinkan? Hal itu akan membuat rezekinya jauh.

27. Suka menyakiti isteri dan anak.

 
28. Malas. 


Malas artinya tidak mau berinisiatif melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Dia banyak tergantung pada orang lain. Orang malas tidak ada yang menyukai karena tidak bisa diandalkan dan hanya bisa jadi parasit yang menggerogoti orang lain.

29. Suka membantah dan tidak menerima nasehat. 


Orang yang baik dan banyak rezeki adalah orang yang suka mendengar nasehat. Orang ini menyadari bahwa ia masih perlu banyak belajar. Dengan belajar ia bisa meningkatkan taraf hidupnya dan memperdalam ilmu agama.

30. Suka gosip dan menceritakan keburukan orang lain.  


Orang yang suka ghibah diibaratkan seperti seorang kanibal yang menggigit daging saudaranya sendiri. Bagaimana dia bisa diberi rezeki yang banyak jika kerjaannya hanya menggunjingkan orang lain. Menceritakan keburukan diri sendiri saja tidak diperbolehkan apalagi menceritakan keburukan orang lain.

Semoga kita dijauhkan dari kebiasaan tersebut di atas. http://lancarrezeki.blogspot.co.id/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda disini, dan mohon komentar yang bersifat membangun / positif !

Dirancang Oleh dbanua.com Berbagi Itu Indah 2016