Artikel Terbaru

Selasa, 06 Desember 2016

Penjual Kue dan Pemilik Toko

Sesosok wanita tua penjual Kue, mengetuk pintu kaca toko. “Bu… Beli kue saya, belum laku satupun, kalau sudah ada yang laku saya enggak berani ketuk kaca toko ibu…”
Pemilik Toko mempersilakan penjual kue masuk dan duduk. Segelas air dan beberapa butir kurma disajikannya untuk penjual kue itu.
 
“Ibu bawa kue apa?” tanya pemilik Toko
 
“Gemblong, getuk, bintul, gembleng, Bu.” Jawab penjual Kue
Pemilik Toko tersenyum sambil berkata “nanti beli kue ibu… Tapi ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu, muka ibu sudah pucat.”
 
Penjual Kue mengangguk sambil berkata “Kepala saya sakit, Bu.. Pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksain jualan,” katanya sambil memegang keningnya. Air matanya mulai jatuh.
Pemilik Toko memberinya sehelai tisu…
Kemudian penjual kue itu berkata “Sekarang makan makin susah, Bu…. Kemarin aja beras gak kebeli… Apalagi sekarang… Katanya bensin naik.. Apa-apa serba naik.. Saya udah 3 bulan cuma bisa bikin bubur… Kalau masak nasi gak cukup. Hari ini jualan gak laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa apa pada mahal katanya uang belanjanya pada enggak cukup…”

“Anak ibu sakit apa?” tanya pemilik Toko
 
“Gak tau, Bu… Batuknya berdarah…” Jawab penjual kue
Pemilik Toko nanpak terpana sambil bertanya “Ibu....Ibu harus bawa anak Ibu ke puskesmas. Kan ada BPJS…”

Penjual kue cuma tertunduk sambil berkata “Saya bawa anak saya pakai apa, Bu? Gendong gak kuat.. .Jalannya jauh… Naik ojek gak punya uang…”

“Ini Ibu kue bikin sendiri?” Tanya pemilik Toko

“Enggak, Bu… Ini saya ngambil.” jawabnya.
 
“Terus ibu penghasilannya dari sini aja?” Tanya pemilik Toko
Penjual kue hanya terlihat mengangguk lemah…
 
“Berapa Ibu dapet setiap hari?” Tanya pemilik Toko 

“Gak pasti, Bu… Ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet Rp. 4 ribu -12 ribu paling banyak.” jawab penjual kue. 

Mendengar ucapan penjual kue itu, air mata Pemilik Toko mulai mengalir, sambil bertanya  “Ibu pulang jam berapa jualan?”

“Jam 2.. .Saya gak bisa lama lama, Bu.. Soalnya uangnya buat beli beras… Suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta-minta, saya gak mau nyusahin orang.” Jawab penjual kue.

Kemudian pemilik Toko, memberikan uang kepada penjual kue sambil berkata “Ibu, kue-kue ini tolong ibu bagi-bagi di jalan, ini beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak-balik naik ojek bawa anak Ibu berobat, ini buat modal ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja… Bawa kurma ini buat pengganjal lapar…”

Ibu penjual kue itu menangis… Dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud tak sepatah katapun keluar, lalu dia kembalikan uang pemmberian pemilik Toko itu sambil berkata. “Kalau ibu mau beli.. Beli lah kue saya. Tapi selebihnya enggak bu… Saya malu….”

Pemilik Toko memegang erat tangan ibu penjual kue itu sambil berkata… “Ibu… Ini bukan buat ibu… Tapi buat ibu saya… Saya melakukan bakti ini untuk ibu saya, agar dia merasa tidak sia-sia membesarkan dan mendidik saya… Tolong diterima…” Kemudian pemilik Toko itu bawa keranjang jualannya. Sambil memegang lengannya dan tertegun merasakan hangat tangan penjual kue itu nampaknya sedang demam tinggi. “Ibu pulang ya…” kata pemilik Toko.

Penjual kue cuma bercucuran airmata lalu memeluk pemilik Toko “Bu.. Saya gak mau ke sini lagi… Saya malu…. Ibu gak doyan kue jualan saya… Ibu cuma kasihan sama saya… Saya malu…” kata penjual kue.

Pemilik Toko cuma bisa tersenyum. “Ibu, saya doyan kue jualan Ibu, tapi saya kenyang… Sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. Sekarang Ibu pulang yaa…” kata pemilik Toko sambil membimbing penjual kue menyeberang jalan, dan dinaikkan angkot… sedang penjual kue terus berurai air mata. Kemudian pemilik Toko masuk lagi ke toko.

Nah, teman-teman, inti dari cerita diatas adalah sebuah inspirasi bagi kita semua dalam membudayakan untuk berusaha semaksimal hidup kita, jangan mudah menadahkan tangan... memberi dengan bijak, membuat hidup lebih bermakna. Selama badan sanggup berdiri, kaki sanggup melangkah, pantanglah untuk berkeluh kesah dan mengasihani diri, Semoga cerita ini bermanfaat bagi kita semua.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda disini, dan mohon komentar yang bersifat membangun / positif !

Dirancang Oleh dbanua.com Berbagi Itu Indah 2016